![]() |
Foto Rina & Keluarga (Suarahati - Nyus) |
Rina Yasmita sosok Ibu rumah tangga sekaligus PNS Kementerian Keuangan. Beralamat di kota Tangerang bersuamikan seorang guru SMK Negeri IV Kota Tangerang. Mereka dikaruniai 2 orang putri. Saat ini anak pertama mereka kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Farmasi semester 2, sedangkan adiknya sekolah kelas 1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Tangerang.
Wanita kelahiran Bukit Tinggi ini adalah lulusan S1 Akuntansi Universitas Andalas, Kota Padang (Sumatera Barat). Pertama kali masuk Kementerian Keuangan tahun 1996 di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan penugasan pertama di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Kemayoran di Seksi PPh Badan. Selama bertugas di Kementerian Keuangan, beliau sudah beberapa kali pindah tugas. Tahun 1999 berpindah kerja di KPP Jakarta Sawah Besar dan diberi tugas mengurusi keuangan di Bagian Umum. Selanjutnya pada tahun 2003 pindah ke KPP Tangerang dengan tugas dan fungsi membidangi keuangan lagi. Pada tahun 2005 beliau diberi kepercayaan sebagai Account Representative (AR) di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga. Setelah dinilai memiliki performa kinerja yang baik, maka beliau diberi tanggung jawab yang lebih besar, yaitu ditugaskan sebagai AR untuk Wajib Pajak (WP) yang lebih besar di KPP Madya Jakarta Pusat pada tahun 2007. Selanjutnya pada tahun 2008, beliau mutasi sekaligus promosi menjadi pejabat Eselon IV di Sekretariat Pengadilan Pajak, dengan jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti. Terakhir, 3 tahun setelah itu yaitu sejak tahun 2011 beliau diberi amanah untuk promosi kembali menjadi pejabat Eselon III di tempat yang sama dengan jabatan Sekretaris Pengganti hingga kini. Sisi menarik lainnya adalah pada tahun 2005 – 2007, di sela-sela kesibukan, beliau masih menyempatkan diri untuk mengembangkan diri. Beliau sempatkan untuk sekolah Pasca Sarjana Program Magister Manajemen di Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta.
Tidaklah mudah menjadi wanita karir sekaligus sebagai seorang ibu yang tinggal di luar kota-kota satelit sekitar Jakarta. Transportasi merupakan problema umum para komuter yang dialami pula oleh mereka. Hari masih gelap mereka sudah bersiap keluar rumah untuk bekerja, dan saat hari sudah gelap mereka baru sampai di rumah. Kemudian ada kehidupan lain yang menantinya di rumah yang juga membutuhkan perhatian, waktu, dan energi. Menjadi yang terbaik di kantor dan di rumah bukanlah suatu perkara mudah. Bisa jadi suatu ketika mereka merasa tertekan dan kelelahan karenanya. Namun demikian, di sisi lain dari kesulitan-kesulitan yang dialami wanita karir itu sekaligus menjadi keunggulan mereka, yaitu bahwa wanita karir punya manajemen waktu yang bagus, masih bisa mengurus rumah, suami dan anak sambil tetap bekerja. Ini pula yang dialami oleh seorang Rina Yasmita.
Wanita kelahiran Bukit Tinggi ini adalah lulusan S1 Akuntansi Universitas Andalas, Kota Padang (Sumatera Barat). Pertama kali masuk Kementerian Keuangan tahun 1996 di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan penugasan pertama di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Kemayoran di Seksi PPh Badan. Selama bertugas di Kementerian Keuangan, beliau sudah beberapa kali pindah tugas. Tahun 1999 berpindah kerja di KPP Jakarta Sawah Besar dan diberi tugas mengurusi keuangan di Bagian Umum. Selanjutnya pada tahun 2003 pindah ke KPP Tangerang dengan tugas dan fungsi membidangi keuangan lagi. Pada tahun 2005 beliau diberi kepercayaan sebagai Account Representative (AR) di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga. Setelah dinilai memiliki performa kinerja yang baik, maka beliau diberi tanggung jawab yang lebih besar, yaitu ditugaskan sebagai AR untuk Wajib Pajak (WP) yang lebih besar di KPP Madya Jakarta Pusat pada tahun 2007. Selanjutnya pada tahun 2008, beliau mutasi sekaligus promosi menjadi pejabat Eselon IV di Sekretariat Pengadilan Pajak, dengan jabatan Pembantu Sekretaris Pengganti. Terakhir, 3 tahun setelah itu yaitu sejak tahun 2011 beliau diberi amanah untuk promosi kembali menjadi pejabat Eselon III di tempat yang sama dengan jabatan Sekretaris Pengganti hingga kini. Sisi menarik lainnya adalah pada tahun 2005 – 2007, di sela-sela kesibukan, beliau masih menyempatkan diri untuk mengembangkan diri. Beliau sempatkan untuk sekolah Pasca Sarjana Program Magister Manajemen di Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta.
Tidaklah mudah menjadi wanita karir sekaligus sebagai seorang ibu yang tinggal di luar kota-kota satelit sekitar Jakarta. Transportasi merupakan problema umum para komuter yang dialami pula oleh mereka. Hari masih gelap mereka sudah bersiap keluar rumah untuk bekerja, dan saat hari sudah gelap mereka baru sampai di rumah. Kemudian ada kehidupan lain yang menantinya di rumah yang juga membutuhkan perhatian, waktu, dan energi. Menjadi yang terbaik di kantor dan di rumah bukanlah suatu perkara mudah. Bisa jadi suatu ketika mereka merasa tertekan dan kelelahan karenanya. Namun demikian, di sisi lain dari kesulitan-kesulitan yang dialami wanita karir itu sekaligus menjadi keunggulan mereka, yaitu bahwa wanita karir punya manajemen waktu yang bagus, masih bisa mengurus rumah, suami dan anak sambil tetap bekerja. Ini pula yang dialami oleh seorang Rina Yasmita.
Puncak
kesulitan yang dialami saat kedua buah hatinya masih balita. Tinggal jauh dari
tempat kerja, transportasi merupakan problem yang paling pelik baginya. Pernah terjadi
untuk sampai kantor beliau dari rumah harus ganti kendaraan umum sampai 6 kali.
Belum lagi jumlah kendaraan umum yang ada saat itu sedikit sekali dibandingkan
dengan jumlah penumpang yang akan menggunakannya, sehingga perjalanan ke kantor
dan pulang kantor sangat tidak nyaman dan tentunya melelahkan. Pernah juga
terjadi saat dia harus tinggal di kontrakan dekat kantor saat hari-hari kerja bersama
sang buah hati jauh dari sang suami yang bekerja di Tangerang, dan baru pulang ke rumah setiap akhir pekan. Begitu juga bila anak atau suami sakit, saat mau berangkat kerja
muncul kegalauan apakah akan berangkat kerja atau tidak. Pengalamannya, terkadang sudah sampai kantor terpaksa minta izin
untuk pulang kembali karena anaknya yang sakit waktu itu tidak bisa ditinggal.
Namun periode
kehidupan yang sulit di atas berhasil dilalui dengan perjuangan, do’a,
dan sabar, serta dukungan dari keluarga tercinta. Kemudahan transportasi
diperoleh seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi. Ada transportasi
umum online memudahkan kehidupan wanita karir ini dalam mobilisasi aktivitas
kehidupannya. Begitu juga Smartphone memudahkan beliau dalam berkomunikasi
dengan keluarga. Anak-anak mereka sudah besar dan mulai mandiri. Sejak tahun
2015 si Sulung sudah pisah
dari orang tua, tinggal di asrama
sekolahnya di daerah Pandeglang Banten, ketika bersekolah di SMA Cahaya Madani
Banten Boarding School sebuah SMA milik Pemda Banten, dan sejak tahun 2018
tinggal di kontrakan dekat kampusnya.
Dari profile picture WA-nya tersirat do’a dan
harapan Ibunda Rina terhadap anak-anaknya. Walau dia memilih untuk menjadi
wanita karir, banyak waktu habis di pekerjaan, namun beliau punya kiat-kiat
agar tetap dekat dengan keluarga terutama anak-anaknya, seperti (1) memberikan
perhatian dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak, menelepon setiap siang
hari tanya kabar, kegiatan, dan perkembangan anak; (2) mendampingi anak belajar
dan mengerjakan tugas, membacakan cerita/pelajaran kepada anak, dan menemani
anak bermain; (3) menyediakan diri sebagai sahabat anak, berbagi kisah, dan
menjadi pendengar yang baik.
oleh: Cipto Prasetyo
April 2019
oleh: Cipto Prasetyo
April 2019
Komentar
Posting Komentar