Usia mendekati setengah abad tak membuat semangat olahraganya menjadi surut. Kesukaannya pada olahraga sudah dimulai sejak masih duduk di sekolah dasar hingga saat ini. Pak Cipto, begitu orang menyapanya. Pria yang bulan Agustus 2019 akan berusia 47 tahun ini cukup banyak tersenyum ketika diwawancarai mengenai kehidupan kesehariannya. Lahir di Jakarta, kemudian sejak TK sampai SMP bersekolah di Magetan, Jawa Timur, dan kembali lagi ke Jakarta saat menginjak SMA hingga saat ini.
Saat hari kerja, ia bercerita hampir setiap hari Aparatur Sipil Negara (ASN) di Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) ini menggunakan sepeda motor untuk menuju ke kantor. Usia tidak menghalanginya untuk tetap bersemangat menggunakan sepeda motor. Memang sesekali menggunakan moda lain seperti mobil pribadi atau pun Mass Rapid Transit (MRT) yang baru-baru ini dibuka untuk umum. Alasannya, menggunakan sepeda motor lebih efektif dan efisien, terutama dari rumahnya yang berlokasi di Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Aktivitas tidak berkurang saat hari Sabtu dan Minggu tiba. Anggota Banteng Runner dan Ciputat Runner ini, tentu saja mengisi waktu tersebut dengan kegiatan lari. Setidaknya, dalam sekali lari rutin mencapai jarak 5 sampai 10 kilometer, sedangkan untuk suatu event biasanya di atas jarak tersebut. Bahkan pernah dalam sebuah event, jarak tempuh lari mencapai 56 kilometer. Dengan yakin Pak Cipto sampai menunjukkan aktivitas larinya yang sudah dipublikasikan di akun Instagramnya, @prasetyo.cipto.
Ada suatu cerita manakala kegiatan lari menjadi berkurang drastis akibat kesibukan kantor, dimana pria mantan perokok ini terkena serangan asam urat sampai tidak bisa berjalan. “Sampai nggak bisa jalan saya..”, ujarnya. Kejadian pada tahun 2014 tersebut, menjadi pelajaran tersendiri bagi Pak Cipto tentang pentingnya work life balance. Pasca sembuh di tahun yang sama pula, bapak tiga anak ini akhirnya memulai kembali aktivitas lari di akhir pekan.
Selain berolahraga, hidup penuh rasa syukur nampaknya juga menjadi faktor penting bagi Pak Cipto untuk tetap bersemangat menjalani hari. Meski pernah tidak lulus tingkat III pendidikan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), tepatnya tahun 1994, pria bergelar Sarjana Manajemen (S.Mn) ini mengulang kuliah lagi dari nol di Universitas Terbuka (UT) dari tahun 2000 (ketika usianya 28 tahun) hingga selesai pada tahun 2007. Tentu saja rekan seangkatan Pak Cipto di STAN dulu, kini sudah banyak yang menyandang jabatan eselon IV ke atas. Hal ini tidak membuatnya menjadi iri dengan rekan-rekannya. Walau sempat mengatakan bahwa penyesalan selalu di belakang, ia menegaskan bahwa semua tetap dijalani dan disyukuri.
Begitulah pria dengan nama lengkap Cipto Prasetyo ini menjaga kebugarannya. Selain berolahraga di akhir pekan untuk menjaga kesehatan fisik, memelihara rasa bersyukur alias qana'ah turut mendukung kesehatan pikiran dan hati. “Syukuri apa yang ada”, tutupnya. Lantas, bagaimana hidup work life balance ala kamu Millenials?
----
Biodata
Nama : Cipto Prasetyo
Tempat lahir : Jakarta
Tanggal lahir : 14 Agustus 1972
Pekerjaan
2004-saat ini : Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Setjen Kemenkeu
2003-2004 : Biro Kerjasama Luar Negeri, Setjen Kemenkeu
1996-2003 : Biro Analisis APBN, Badan Analisa Keuangan dan Moneter
1994-1996 : Pusdiklat Bea dan Cukai (DJBC)
Keluarga : Istri Ibu Rumah Tangga dengan tiga anak.
Pendidikan terakhir : Sarjana Manajemen (S.Mn) Universitas Terbuka.
Tempat tinggal : Ciputat Timur, Tangerang Selatan
Aktivitas olahraga : Banteng Runner & Ciputat Runner
oleh Fahd Badrun
Jakarta, April 2019
Saat hari kerja, ia bercerita hampir setiap hari Aparatur Sipil Negara (ASN) di Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) ini menggunakan sepeda motor untuk menuju ke kantor. Usia tidak menghalanginya untuk tetap bersemangat menggunakan sepeda motor. Memang sesekali menggunakan moda lain seperti mobil pribadi atau pun Mass Rapid Transit (MRT) yang baru-baru ini dibuka untuk umum. Alasannya, menggunakan sepeda motor lebih efektif dan efisien, terutama dari rumahnya yang berlokasi di Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Aktivitas tidak berkurang saat hari Sabtu dan Minggu tiba. Anggota Banteng Runner dan Ciputat Runner ini, tentu saja mengisi waktu tersebut dengan kegiatan lari. Setidaknya, dalam sekali lari rutin mencapai jarak 5 sampai 10 kilometer, sedangkan untuk suatu event biasanya di atas jarak tersebut. Bahkan pernah dalam sebuah event, jarak tempuh lari mencapai 56 kilometer. Dengan yakin Pak Cipto sampai menunjukkan aktivitas larinya yang sudah dipublikasikan di akun Instagramnya, @prasetyo.cipto.
![]() |
Cipto sedang lari (Suarahati-Nyus) |
Ada suatu cerita manakala kegiatan lari menjadi berkurang drastis akibat kesibukan kantor, dimana pria mantan perokok ini terkena serangan asam urat sampai tidak bisa berjalan. “Sampai nggak bisa jalan saya..”, ujarnya. Kejadian pada tahun 2014 tersebut, menjadi pelajaran tersendiri bagi Pak Cipto tentang pentingnya work life balance. Pasca sembuh di tahun yang sama pula, bapak tiga anak ini akhirnya memulai kembali aktivitas lari di akhir pekan.
Selain berolahraga, hidup penuh rasa syukur nampaknya juga menjadi faktor penting bagi Pak Cipto untuk tetap bersemangat menjalani hari. Meski pernah tidak lulus tingkat III pendidikan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), tepatnya tahun 1994, pria bergelar Sarjana Manajemen (S.Mn) ini mengulang kuliah lagi dari nol di Universitas Terbuka (UT) dari tahun 2000 (ketika usianya 28 tahun) hingga selesai pada tahun 2007. Tentu saja rekan seangkatan Pak Cipto di STAN dulu, kini sudah banyak yang menyandang jabatan eselon IV ke atas. Hal ini tidak membuatnya menjadi iri dengan rekan-rekannya. Walau sempat mengatakan bahwa penyesalan selalu di belakang, ia menegaskan bahwa semua tetap dijalani dan disyukuri.
Begitulah pria dengan nama lengkap Cipto Prasetyo ini menjaga kebugarannya. Selain berolahraga di akhir pekan untuk menjaga kesehatan fisik, memelihara rasa bersyukur alias qana'ah turut mendukung kesehatan pikiran dan hati. “Syukuri apa yang ada”, tutupnya. Lantas, bagaimana hidup work life balance ala kamu Millenials?
----
Biodata
Nama : Cipto Prasetyo
Tempat lahir : Jakarta
Tanggal lahir : 14 Agustus 1972
Pekerjaan
2004-saat ini : Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Setjen Kemenkeu
2003-2004 : Biro Kerjasama Luar Negeri, Setjen Kemenkeu
1996-2003 : Biro Analisis APBN, Badan Analisa Keuangan dan Moneter
1994-1996 : Pusdiklat Bea dan Cukai (DJBC)
Keluarga : Istri Ibu Rumah Tangga dengan tiga anak.
Pendidikan terakhir : Sarjana Manajemen (S.Mn) Universitas Terbuka.
Tempat tinggal : Ciputat Timur, Tangerang Selatan
Aktivitas olahraga : Banteng Runner & Ciputat Runner
oleh Fahd Badrun
Jakarta, April 2019
Komentar
Posting Komentar